SUARA INDONESIA BANDUNG

Hindari Jeratan Tengkulak, Petani Kopi Pangalengan Bentuk Koperasi

Satria Galih Saputra - 19 November 2020 | 10:11 - Dibaca 3.18k kali
Ekbis Hindari Jeratan Tengkulak, Petani Kopi Pangalengan Bentuk Koperasi
Penggiat Kopi Pangalengan, Yudi SW

KABUPATEN BANDUNG, Pangalengan, Himbauwan Kementerian Koperasi dan UKM mendorong petani kopi agar membentuk koperasi agar tidak terjebak dengan permainan tengkulak. Pembentukan koperasi juga membuat kesejahteraan petani lebih terjamin dan mudah dalam mengakses permodalan.

Hal itu disampaikan Penggiat Kopi di Pangalengan , Ir. Yudi SW, Bidang Produksi dan Pemasaran, Rantai Distribusi untuk Membentuk Ekosistem Kopi yang Berkelanjutan' di Desa Pangalengan, kabupaten Bandung, Jawa Barat, kamis (19/11/2020)

"Negara kita itu kopinya hebat, tapi kenapa harga kopi terus naik tapi kesejahteraan petani kopi kita tidak meningkat. Ini karena terlalu banyak mata rantai distribusi dan petani yang belum mandiri melalui koperasi. Petani juga banyak yang terjebak dengan permainan tengkulak," ungkap Yudi 

Dengan berkoperasi, menurut Yudi, rantai distribusi bisa dipangkas sehingga harga kopi di tingkat petani bisa meningkat. Koperasi juga bisa melakukan pengadaan pupuk bagi petani, serta melakukan pemasaran produk yang dihasilkan. Apalagi jika yang dibentuk adalah koperasi produksi, akan membuat produk-produk kopi yang dihasilkan berkualitas dan bernilai tambah tinggi.

"Akses permodalan juga semakin mudah. Kita jadi bisa lakukan pendampingan. Kita juga bisa ajak kerjasama stakeholder seperti Kementerian Pertanian melatih petani menghasilkan biji kopi berkualitas," ujarnya.

Edukasi tentang perkopian sangatlah perlu disampaikan kepada petani kopi, kaitannya dengan teknik budidaya, motivasi, advokasi serta transpormasi harus di dapat dan di jadikan hak bagi mereka. 

Seperti halnya, pembeli biji kopi dengan harga serendah-rendahnya dan menjualnya dengan harga mahal. Hal ini juga yang membuat biji kopi Indonesia menjadi tidak berkembang. kemungkinan petani kopi terjerat oleh harga beli rendah yang ditawarkan tengkulak.

Bukan berarti koperasi kopi mengharuskan menjual hasil panen kopi ke koperasi, ini sepenuhnya hak petani kopi. Tetapi kehadiran Koperasi ini harus memberikan benefit yang besar terhadap para petani untuk membantu kesejahteraan para petani sebagai anggotanya. Ujarnya 

Lebih lanjut, Yudi mengaku dimana para pelaku usaha yang juga berkecimpung dalam bidang kopi agar dapat mengedukasi dan terjalinnya kerja sama langsung dengan setiap kelompok tani.

Yudi mengaku prihatin dengan kemampuan petani mengolah hasil panen kopi. Apalagi, dirinya melihat langsung kulit kopi tidak diolah untuk menjadi nilai tambah. Begitupun hasil panen, seharusnya tidak dijual dalam bentuk gelondongan, tapi minimal diolah hingga berbentuk biji kopi (green bean) sehingga harga jual lebih tinggi.

Ditambahkan, Saat ini sudah begitu banyak para pemburu kopi dari manca negara mencari kopi-kopi dari Indonesia. khususnya ke daerah Pangalengan, mereka tertarik akan ke ciri khas kopi Pangalengan ini, karena Pangalengan sendiri mempunyai sejarah yang panjang tentang kopi di Jawa Barat..

"letak demografi pangalengan begitu potensial sekali untuk menjadi sentra kopi yg punya kwalitas tinggi di jawa barat,

Pangalengan merupakan dataran tinggi yg mana untuk tanaman kopi nya berada di sekitar ketinggian antara 1400 - 1900 mdpl,"ujarnya

Luas lahan perkebunan kopi pangalengan yang ribuan hektar akan memberikan potensi ekonomi yang sangat menjanjikan utk kesejahteraan masyarakat petani kopi di pangalengan. 

"Agar supaya kopi Pangalengan bisa lebih bersaing di pasar kopi lndonesia dan internasional, bukan merupakan hal yang mudah, butuh kerja sama di berbagai belahan institusi, dan pastinya peran aktif pelaku kopi itu sendiri,"pungkasnya 

"Masih banyak kalangan penikmat kopi masih menganggap bahwa kopi ini begitu mudah dan sederhana sampai ke sajian di atas meja kita, padahal harga segelas kopi yang harus kita bayar terlalu murah untuk sajian di tiap teguknya"

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Satria Galih Saputra
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya